Terima Kasih atas penganjur tempat galeri Mini Pejuang Sarawak : Rosli Dhoby

Galeri Mini Rosli Dhoby yang memaparkan serba sedikit perihal perjuangannya telah dibuka sejak blog ini dilancarkan lebih setahun lepas.

Pastinya apa yang dipaparkan di sini adalah sebahagian kecil sahaja dari maklumat di galeri tersebut. Walaupun saya tidak berkhidmat atau berkerja di stesen yang menempatkan galeri tersebut, saya amat berpuas hati kerana pihak penganjur lokasi galeri sudi untuk membukanya di stesen mereka.

Galeri ini sifatnya 'minimalis' dan tiada peruntukan dari luar kocek saya selain penajaan tempat. Mungkin ramai takut dengan penangan mitos 'Durhakanya si Rosli Dhoby'!

Saya sekarang dalam proses untuk membuka satu lagi galeri mini Sejarah Sarawak yang fokus kepada Era Anti Cession sehingga Pembentukan Malaysia.

Gerak kerja telah bermula. Insya Allah, tahun depan, saya akan sertakan fotonya.


SLS

Pati Nyawa

Kuseru semangatmu kenyalang
bangkitlah menoamu kembali terjarah
bangkitlah Rentap
bangkitlah Kulow
bangkitlah Sayid Masahor
bangkitlah Rosli Dhoby

Angin Selatan bertiup membawa api
Anak cucumu disiksa siang malam sampai mati
bangkitlah Pati Nyawa
bangkitlah anak Bumi!




suhana lina sarkawi

telah aku katakan

telah aku katakan bahawa mereka itu datang untuk membunuh kita....

telah aku katakan bahawa mereka itu datang untuk memamah daging kita...

telah aku katakan bahawa mereka itu datang untuk menyiat-nyiat hati saudara setanah kita....

telah aku katakan bahawa mereka itu datang untuk menghidangkan kita gula-gula beracun agar mulut kita bernafaskan bahang benci...

darah yang tumpah itu untuk siapakah?

mereka datang untuk memecah belahkan kita...

hidayah hanya untuk yang berfikir...

bagaimana untuk memilih

yang datang untuk membantu, diajak ke rumah

dan dia menghidangkan fitnah dan dendam kepada kita yang berhati putih?

siapakah yang terdahulu termakan pujuk... 

siapa dahulu yang membuka pintu... 

siapa dahulu mendahului cemburu...

siapa pula yang kini diburu!

sedih aku melihat anak-anak Sarawak gelupur kesakitan...

disiat, diumai, diperkasamkan adat

budaya buas rakus meratah maya

datuk nenek leluhur diludah di depan mata!

dan bibir siapakah yang berdarah?

merintih aku memujuk hati

telah muncul penulis sejarah baru di balik tembok 

dan kitab itu bertintakan darah kita

perubahan 

siapa yang mengidam dan siapa yang mengandung

dikemudiankan segala kemungkinan

manakala kepala kita telah pun tergantung!

Suhana Lina Sarkawi

Pandanganku perihal Sarawak kini 2011

Ya Allah Ya Aziz Ya Jabbar....

Lindungilah Sarawak dan kami semua dari segala marabahaya yang mendatang dan berulang. Lindungilah jiwa kami dan anak cucu kami dari pembunuhan yang terancang ini. 

Lindungilah kami ya Allah. Sesungguhnya hanya Engkaulah tempat kumeminta, dan berserah. 

Amin.

Tsunami politik Sarawak sangat berbahaya. 

ia boleh membunuh banyak jiwa- aku tak kata hanya jasad 

tapi jiwa sejarah dan pengertian kesejagatan bumi aman yang kita ada selama ini.

aku tidak tahu apakah yang mereka perjuangkan. 

membunuh satu jiwa untuk bayaran jutaan sorakan 

atau membunuh satu negara bangsa demi satu kemenangan. 

lakukan apa sahaja untuk menang. 

biar putih tulang, jangan putih mata.

Mata pena nyata lebih bisa membunuh dari mata pedang.

 Mata pedang membunuh satu jiwa sekali sayatan yang dalam sekelip mata.
Mata pena membunuh jiwa, minda, semua deria dan peradaban manusia 

selagi mana kisahnya dilihat, dibaca, ditulis, didengar, diulang dan dicakna.

(SLS)

2011

Benarkah RD tidak dihukum gantung di Kuching?

Benarkah RD tidak dihukum gantung di Kuching tetapi dibawa ke England melalui Singapura untuk mengadap Permaisuri?

Carilah sebuah musium perihal Borneo di England. Anda pasti terkejut!

An Open letter to my fellow Sarawakians

It's only when we've lost it then we would see the value of it.

Till that day comes, we won't care much to what extent it would affect us. Blood and life will never be the fair compensation to what you have carelessly let go. Some of us, my friends, have yet to realise that there are groups of people so cunning and so treacherous that they are willing to take away what is ours and suck our souls till we have nothing left, for even a bit of pride.

Dignity is earned by wisdom and strive. Honour won't come crawling to us. The pledge to safeguard what is ours and share it fairly has been there for years but the inability to act reasonably and proactively is building the wall. Paramounting it and creating a pinnacle. Two things may happen when the wall collapses. First, it may widen the horizon and the school of thoughts. Second, it may collapse and kill the persons who try to tear it down. Are these the same reasons and justifications of certain people who refuse to do anything? Making them idle- just sit and watch what's the become of a country?

By education and awareness, through time perhaps, the sense of belonging to a country and her history, may it white, gray, red or pitch black, could be instilled in our children's hearts and thoughts.

History- the more one tries to erase it, the more haunting it will be. The more you cover, the more obvious it becomes. Death is the last thing a patriot will succumb to, and it will perhaps be the starting point of a new revolution.

As what William Wallace said: They can take away our lives, but they cannot take away our freedom. 

My friends, I love my country more than I love life itself. Have you ever asked yourselves this question?  If life is what it takes, life is what I give. Will you be the bodyguard of your country..? Are you ready to join the cause? Bravery doesn't exist without the presence of fear. 

However, will death make it be a real and worthy sacrifice? What is death without a clear fight? If death educates and enlightens, I do concur. Don't you? But what if death causes more bloody covenants? It's unacceptable. In this present world, death is harder than living itself.

Much has been said, and these to some are merely words. Words of what some people say, a cry of a heartbroken lass. 

Heartbroken I am to see my beloved country's history and heritage to some are less important. But, hey, this doesn't mean we should stop striving, right?

My fair land, Darul Hana. By name of God, we enlighten. By the spirit of your hornbill, my friends, you soar and protect. I told myself, hey! Even if it kills, do it for Sarawak and for the love of mankind.

My question to you: What would you do for your country? Will you die for her?

Suhana Lina Sarkawi

Sejarah Sarawak FB Admin